Kartika Ikawati, SKM

Dosen AAK 17 Agustus 1945 Semarang, Jl. Jend Soedirman 350 Semarang

Hp : 085640677776

Email : kartika.aisha@yahoo.com

ABSTRAK

Prevalensi kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi. Kecacingan bisa menyebabkan kualitas hidup menurun.Investasi cacing pada manusia dipengaruhi oleh perilaku praktek kebersihan diri, lingkungan tempat tinggal dan manipulasinya terhadap lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi danfaktor risiko kecacingan pada pemulung di TPA Jatibarang, Mijen, Kota Semarang. Penelitian bersifat survay analitik dengan desain case control. Populasi sebanyak 120 pemulung dan sampel adalah total sampling. Pengumpulan data melalui kuesioner, observasi dan pemeriksaan faeces di laboratorium. Analisis data dengan uji Chi square dengan CI 95 %.         

Hasil menunjukan ; prevalensi kecacingan sebesar 47,5 %, dengan jenis A.lumbricoides 52,6 %, Hookworm 14 %, O.vermicularis 5,3 %, dan T. trichiura 3,5 %.Variabel yang merupakan faktor risiko adalah; kebiasaan BAB di Jamban, cuci tangan pakai sabun setelah BAB, kecukupan air bersih ,cuci tangan pakai sabun sebelum makan, memotong kuku , memakai alas kaki dan kebiasaan memakai sarung tangan, Hal ini dibuktikan dengan P<0,05  dan OR >1.Variabel yang terbukti tidak menjadi faktor risikoadalah kebiasaan memakai sepatu boot ( P : 0.618, OR :1.261 CI : 0.507-3.133).

Disarankan kepada pemulung untuk mengupayakan kecukupan air bersih dan jamban sehat secara gotong royong. Kepada pemerintah, meningkatkan penyuluhan tentang praktek kebersihan diridan bagi penelitian selanjutnya supaya melakukan anal swab pada malam atau pagi hari untuk mengoptimalkan penemuan cacing kremi.

Kata kunci :  Perilaku, Lingkungan, Kecacingan, Pemulung

Baca Selengkapnya >>

Leave a Reply